2018, Subsidi Rumah Bakal Naik Dua Kali Lipat
Jakarta - Pemerintah berencana menaikkan anggaran subsidi rumah murah dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga dua kali lipat pada
tahun depan jika dibandingkan tahun ini. Hal ini dilakukan untuk
mempercepat upaya penyediaan rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan
rendah (MBR)
Dalam APBN Perubahan 2017, pemerintah memangkas anggaran Fasilitas Likuditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari semula Rp 9,7 triliun menjadi Rp 3,1 triliun untuk 40 ribu unit. Sementara, anggaran Subsidi Selisih Bunga (SSB) meningkat dari Rp312 miliar menjadi Rp615 miliar untuk 239 ribu unit. Kemudian, pemerintah juga mengalokasikan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) sebesar Rp1,1 triliun untuk 279 ribu unit.
Dengan demikian, total alokasi anggaran untuk rumah murah pada tahun ini mencapai Rp4,7 triliun.
“Beliau (Presiden Joko Widodo) sejak dari Riau kemarin sudah memanggil Menteri Keuangan (Sri Mulyani), supaya anggaran FLPP dan SSB itu di-double-in untuk tahun depan dari tahun 2017 ini,” tutur Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono usai menghadiri pembukaan Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (11/8).
Basuki mengungkapkan, pihaknya saat ini masih menghitung ulang berapa besaran subsidi rumah murah yang rencananya akan dialokasikan dalam Rancangan APBN 2018.
Sementara itu, mengutip situs resmi Kementerian PUPR, pemerintah berencana mengajukan anggaran pembiayaan perumahan tahun depan sebesar Rp15,54 triliun. Dengan rincian, Rp11,5 triliun KPR FLPP untuk 120 ribu unit rumah, Rp2,65 triliun KPR SSB untuk 225 ribu unit, serta Rp1,38 triliun SBUM untuk 344.500 unit.
Anggaran tersebut, telah diusulkan oleh Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Lana Winayanti dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama dengan Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Rabu (12/7) lalu.
Menurut Basuki, peningkatan alokasi anggaran merupakan respon pemerintah pusat atas masukan dari berbagai pemerintah daerah yang ingin membantu masyarakat dalam menyediakan fasilitas rumah murah.
“Banyak sekali Bupati dan Walikota yang meminta program ini (rumah murah)” ujarnya.
Basuki pun mengklaim dompet negara masih mampu mengakomodasi peningkatan subsidi tersebut. Meskipun anggaran naik, pemerinta tetap menargetkan program rumah murah sebanyak satu juta unit.
Dalam APBN Perubahan 2017, pemerintah memangkas anggaran Fasilitas Likuditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari semula Rp 9,7 triliun menjadi Rp 3,1 triliun untuk 40 ribu unit. Sementara, anggaran Subsidi Selisih Bunga (SSB) meningkat dari Rp312 miliar menjadi Rp615 miliar untuk 239 ribu unit. Kemudian, pemerintah juga mengalokasikan Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) sebesar Rp1,1 triliun untuk 279 ribu unit.
Dengan demikian, total alokasi anggaran untuk rumah murah pada tahun ini mencapai Rp4,7 triliun.
“Beliau (Presiden Joko Widodo) sejak dari Riau kemarin sudah memanggil Menteri Keuangan (Sri Mulyani), supaya anggaran FLPP dan SSB itu di-double-in untuk tahun depan dari tahun 2017 ini,” tutur Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono usai menghadiri pembukaan Indonesia Property Expo (IPEX) 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (11/8).
Basuki mengungkapkan, pihaknya saat ini masih menghitung ulang berapa besaran subsidi rumah murah yang rencananya akan dialokasikan dalam Rancangan APBN 2018.
Sementara itu, mengutip situs resmi Kementerian PUPR, pemerintah berencana mengajukan anggaran pembiayaan perumahan tahun depan sebesar Rp15,54 triliun. Dengan rincian, Rp11,5 triliun KPR FLPP untuk 120 ribu unit rumah, Rp2,65 triliun KPR SSB untuk 225 ribu unit, serta Rp1,38 triliun SBUM untuk 344.500 unit.
Anggaran tersebut, telah diusulkan oleh Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR Lana Winayanti dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama dengan Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Rabu (12/7) lalu.
Menurut Basuki, peningkatan alokasi anggaran merupakan respon pemerintah pusat atas masukan dari berbagai pemerintah daerah yang ingin membantu masyarakat dalam menyediakan fasilitas rumah murah.
“Banyak sekali Bupati dan Walikota yang meminta program ini (rumah murah)” ujarnya.
Basuki pun mengklaim dompet negara masih mampu mengakomodasi peningkatan subsidi tersebut. Meskipun anggaran naik, pemerinta tetap menargetkan program rumah murah sebanyak satu juta unit.
Populer